Sistem Penentuan Kurs di Masing-masing Negara (Sistem Devisa)
Sebelem kita membahas sistem penentuan kurs di
masing-masing negara pastinya kalian tau apa itu kurs, kata kurs tidak asing
lagi pastinya bagi kalian ok kita akan bahas singkat mengenai kurs itu sendiri
kurs merupakan sebuah mata uang utuk pembayaran atau bertansaksi dengan dunia
luar atau bisa di sebut Luar Negeri. Sistem pembayaran yang dilakukan baik di
dalam negeri maupun luar negeri mau tidak mau harus terikat dengan nilai tukar
atau kurs. Kurs ada 2 macam yaitu Kurs jual, adalah harga saat bank menjual valuta asing Kurs beli, adalah harga saat bank membeli valuta asing.
Sistem penentuan kurs di tentukan oleh system moneter, System moneter
internasional dapat didefinisikan sebagai struktur, instrument, institusi, dan
perjanjian yang menentukan nilai tukar atau kurs mata uang dari berbagai Negara
di dunia, termasuk penyesuaian aliran modal, perdagangan internasional, dan
neraca pembayaran.Perkembangan system moneter international dimulai dengan diadakannya pertemuan International Monetary and financial Conference pada tanggal 1 sapai 22 Juli 1944 di Bretton Woods, New Hampshire, USA. Pertemuan ini menghasilkan Article of Agreement tentang pendirian dua lembaga internasional yaitu: International Monetary Financial, IMF dan World Bank.
Tujuan didirikannya IMF adalah untuk meningkatkan bisnis internasional agar dapat meningkatkan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Negara anggota IMF.
Sedangkan tujuan pendirian World Bank adalah untuk memberikan pinjaman dengan tingkat bunga relative rendah kepada berbagai Negara untuk mendorong pertumbuhan, pembangunan ekonomi dengan tetap berlandaskan pada profit oriented.
Pada system moneter internasional, mekanisme penentuan kurs dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu:
A.
Kurs Tetap (Fixed
Exchange Rate)
Kurs
tetap merupakan sistem nilai tukar dimana pemegang otoritas moneter tertinggi suatu
negara (Central Bank) menetapkan nilai tukar dalam negeri terhadap
negara lain yang ditetapkan pada tingkat tertentu tanpa melihat aktivitas
penawaran dan permintaan di pasar uang. Jika dalam perjalanannya penetapan kurs
tetap mengalami masalah, misalnya terjadi fluktuasi penawaran maupun permintaan
yang cukup tinggi maka pemerintah bisa mengendalikannya dengan membeli atau
menjual kurs mata uang yang berada dalam devisa negara untuk menjaga agar nilai
tukar stabil dan kembali ke kurs tetap nya. Dalam kur tetap ini, bank sentral
melakukan intervensi aktif di pasar valas dalam penetapan nilai tukar.
Keunggulan :
- Kegiatan spekulasi di pasar uang semakin sempit.
- Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur nilai tukar sehingga tetap stabil.
- Pemerintah memegang peranan penuh dalam pengawasan transaksi devisa.
- Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan produksi sesuai dengan hasilnya.
Kelemahan :
- Cadangan devisa harus besar, untuk menyerap kelebihan dan kekurangan di pasar valas.
- Kurang fleksibel terhadap perubahan global.
- Penetapan kurs yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mempengaruhi pasar ekspor impor.
B.
Kurs
Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate)
Penetapan
kurs ini tidak sepenuhnya terjadi dari aktivitas pasar valuta. Dalam pasar ini
masih ada campur tangan pemerintah melalui alat ekonomi moneter dan fiskal yang
ada. Jadi dalam pasar valuta ini tidak murni berasal dari penawaran dan
permintaan uang.
Keunggulan :
- Mampu menjaga stabilitas moneter dengan lebih baik dan neraca pembayaran suatu negara.
- Adanya aktifitas MD/MS dalam pasar valuta berdasarkan kurs indikasi akan mampu menstabilkan nilai tukar dengan lebih baik sesuai dengan kondisi ekonomi yang terjadi.
- Devisa yang diperlukan tidak sebesar pada nilai tukar tetap.
- Mampu memadukan sistem tetap dan mengambang.
Kelemahan :
- Devisa harus selalu tersedia dan siap diguankan sewaktu-waktu.
- Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekualan dalam memprediksi dan menetapkan kurs.
- Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran.
- Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa karena memakai devisa untuk menutupi selisihnya.
C.
Kurs
Mengambang Bebas (Free Floating Rate)
Kurs
mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang ditujukan bagi suatu
negara yang sistem perekonomiannya sudah mapan. Sistim nilai tukar ini akan
menyerahkan sleuruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi equilibrium yang
sesuai dengan kondisi internal dan eksternal. Jadi dalam sistem nilai tukar ini
hampir tidak ada campur tangan pemerintah.
Keunggulan :
- Cadangan devisa lebih aman.
- Persaingan pasar ekspor-impor sesuai dengan mekanisme pasar.
- Kondisi ekonomi negara lain tidak akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.
- Masalah neraca pembayaran dapat diminimalisir.
- Tidak ada batasan valas.
- Equilibrium pasar uang.
Kelemahan :
- Praktik spekulasi semakin bebas.
- Penerapan sistem ini terbatas pada negara yang sistim perekonomiannya mapan, masih kurang teapt untuk negara berkembang.
- Tidak adanya intervensi pemerintah untuk menjaga harga.
D. Sistem Kurs Tertambat, Pegged
Exchange Rate Sistem.
Sistem kurs ini ditetapkan dengan cara mengkaitkan
nilai tukar mata uang suatu Negara dengan mata uang Negara lain atau sejumlah
mata uang tertentu. Nilai tukar mata uang bergerak mengikuti perubahan nilai
mata uang Negara yang ditambatnya.
Sekitar 50
negara di dunia menganut system kurs tertambat ini. Contohnya mata uang Real
yang digunakan oleh Republik Yaman ditambatkan pada Dollar Amerika. Sehingga
perubahan mata uang real di Yaman akan tergantung pada perubahan nilai Dollar
Amerika.
Sekitar 14
Negara Afrika bekas jajahan Perancis menggunakan system ini dengan mengakitkan
nilai tukarnya kepada mata uang Perancis. Artinya, jika mata uang Perancis
terapresiasi, maka mata uang Negara Afrika tersebut juga terapresiasi.
Enam Negara
yang memisahkan diri dari Uni Soviet menambatkan mata uangnya pada Ruble
Rusia, Enam Negara lainnya menambatkan mata uangnya pada mitra dagang utama.
Beberapa
Negara lain mengaitkan nilai tukar mata uangnya dengan GBP, USD, dan SDR
atau Special Drawing Right yang dikeluarkan oleh IMF. SDR merupakan uang kertas
emas yang dikeluarkan IMF pada tahun 1969 sebagai reserve currency dan
likuiditas internasional.
Beberapa
Negara Eropa yang tergabung dengan EEC sejak tahun 1972 menggunakan pegged
system ini yang disebut Snake System. Kemudian system snake diubah menjadi
European Monetary System, EMS. Pada snake system dan EMS setiap mata uang
anggota EEC dikaitkan nilainya dengan Europen Currenc Unit, atau ECU dan dapat
berfluktuasi pada kisaran 2,25 persen di atas atau di bawah kurs tengah.
Refrensi